Minggu, 11 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar



Paper 3.

Nama              : Mohamad Yudha Sulistio

NPM               : 14215270

Kelas               : 1EA17

Fakultas          : Ekonomi

Jurusan           : Manajemen


Kemanusiaan dan Kesusastraan


1.)   Pendekatan Kesusastraan

Pengertian sastra yaitu merupakan kata serapan  dari bahasa sanskerta  sastra  yang berarti “teks yang mengandung instruksi atau pedoman", dari kata dasar sas yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa indonesia  kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Negara Indonesia merupakan satu dari sekian banyak negara dimana budayanya berkaitan erat dengan kesusastraan. Peranan sastra sangat luas, namun pada umumnya adalah untuk meluangkan isi hati (perasaaan), kadang juga hanya digunakan sebagai pengingat atau simbol dari masa lalu. Sastra itu sendiri sangat erat kaitannya dengan bahasa. Dapat dikatakan bahwa bahasa adalah partikel-partikel yang menyusun suatu karya sastra. Sama halnya dengan kehidupan kita, semua manusia sangat memerlukan bahasa baik untuk mengembangkan diri, memberi informasi dan bahkan hanya sekedar mendapat informasi.

Jadi dapat dikatakan bahwa semua manusia (khususnya bangsa Indonesia) tidak asing dengan sastra. Hal ini adalah penyebab mengapa rakyat Indonesia selalu mempelajari sastra.

Seni, adalah manifestasi keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan suatu karya seni. Seni lahir bersama dengan kelahiran manusia. Keduanya erat berhubungan dan tidak bisa dipisahkan. Dimana ada manusia disitu ada kesenian.

Dapat dikatakan bahwa seluruh manusia di dunia ini tidak ada yang asing dengan seni. Seni itu sendiri bermacam-macam jenisnya. Contoh sederhana yaitu seni musik dan seni suara. Selera setiap orang pastinya  berbeda – beda bahkan ada yang memang suka menyanyi atau bermain musik dan ada juga yang lebih senang jika mereka hanya sekedar menjadi pendengar atau pengnikmat. Selain itu, kita tahu bahwa daerah – daerah di Indonesia ini pun mempunyai budaya seni yang berbeda – beda. Jadi dapat dibayangkan betapa kayanya Indonesia dalam hal seni.

Hubungan sastra dengan seni dapat dikatakan bahwa sastra adalah bagian dari seni. Berbeda dengan seni musik yang mengapresiasikan perasaanya terhadap alat musik, dengan sastra kita dapat meluangkan perasaan kita baik lewat puisi, prosa atau jenis – jenis karya sastra lainnya.

2.)   Budaya Kesusastraan

Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan Ilmu Budaya Dasar, karena materi-materi yang diulas oleh Ilmu Budaya Dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni. Selain itu hubungan antara Ilmu Budaya Dasar dengan Kesusastraan adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. Sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. Bayangkan jika manusia hidup tanpa seni, hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi. Maka akan mengganggu kejiwaan atau psikologis manusia.

3.)   Budaya dan Prosa

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa itu sendiri berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

Lima Komponen Dalam Prosa Lama :
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara

Lima Komponen Dalam Prosa Baru :
1. Cerita pendek
2. Roman/ novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi

4.)   Nilai-nilai Prosa Fiksi

Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau lcarya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan pezicataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
A.    Prosa fiksi memberikan kesenangan

Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.

B.    Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sexing kita dapat belajan sesuatu yang lebih datipada sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.

C.   Prosa fiksi memberikan warisan kultural        
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.

D.   Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman¬pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.

5.)   Hubungan Ilmu Budaya Dasar Dengan Puisi

Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.

Kreativitas penyair dalam membuat pusisi:

• Figura bahasa
• Kata-kata yang ambiquitas
• Kata-kata berjiwa
• Kata-kata yang konotatif
• Pengulangan

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam Ilmu Budaya Dasar, yaitu salah satunya adalah hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan kembali pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang tethatas. Dengan pengalaman perwakilan itulah sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa untuk memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri serta tentang masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar